AI

Ternyata Metode Pembuatan Skripsi, Sangat Membantu Dalam Artificial Intelligence

Avatar photo

Dunia teknologi berkembang pesat, salah satunya ditandai dengan adanya teknologi Artificial Intelligence (AI). Negara-negara maju terus melakukan penelitian di bidang ini. Bagaimana dengan Indonesia?

Kamu bisa dengarkan wawancara tim Techfor.id dengan Afif Akbar Iskandar,
AI Scientist at Bukalapak dengan klik tombol play di bawah ini.

Indonesia sedang menuju era revolusi industri 4.0, dimana di dalamnya ada cukup banyak elemen, seperti AI, big data, dan lain-lain. Membuat peluang penggunaan AI menjadi sangat menjanjikan.

Diperkirakan ke depannya teknologi AI akan berkembang pesat dan akan banyak perusahaan yang mencari tenaga ahli di bidang AI. Tentunya ini akan menjadi tantangan bagi siapa saja yang ingin berkarir di bidang ini, terutama profesi AI scientist.

Layaknya seorang programmer, seorang AI scientist juga tidak terlepas dari bahasa pemrograman, Bahasa pemrograman untuk membuat AI yang biasa di gunakan saat ini adalah Python dan R, karena keduanya termasuk high level language.

Meskipun bahasa pemrograman lain juga ada yang bisa digunakan, hanya saja akan dibutuhkan penguasaan dikuasai berbagai elemen kecilnya.

Sedangkan platform untuk membuat AI sebenarnya cukup banyak, Salah satunya adalah Matlab.

Tapi jika seseorang sudah mahir sekali dalam pembuatan AI, sama seperti data scientist, maka tools yang digunakan cukup dengan text editor dan laptop.

Tapi, tak hanya bahasa pemrograman, seorang AI scientis juga punya keahlian matematika, serta kemampuan analytical thinking yang mumpuni

Selain itu, mempelajari teknologi di bidang engineering juga tidak kalah pentingnya.

Karena sebagai AI scientist hanya membuat model, sementara engineer bisa men-deploy sendiri model yang sudah selesai dibuat.

Pekerjaan sebagai seorang AI scientist sebenarnya mirip seperti sedang membuat skripsi.

Membaca berbagai tulisan ilmiah, melakukan riset, hingga implementasi. Implementasi ini dijalankan menggunakan data yang dipunyai perusahaan. Jika menemui kegagalan maka bisa ditambahkan dengan metode lain.

Dalam team AI scientist setidaknya masing-masing mempunyai skill matematika yang cukup mumpuni, pengetahuan statistik, serta orang yang bisa membantu deploy model. Karena untuk men-deploy itu butuh engineer yang luar biasa.

Tempat Kursus Komputer Terbaik | Digital Marketing, Programming, SEO, Dll.

Sebenarnya  job desk dari AI scientist dan data scientist di berbagai perusahaan di Indonesia tidak jauh berbeda. Hal itu sebenarnya tergantung pada kebijakan perusahaan untuk pemberian nama posisi. Ada AI scientist dan data scientist yang memiliki beda tugas.

Untuk saat ini industri  yang bisa menjadi peluang untuk profesi AI scientist adalah teknologi, tapi untuk 2 atau 3 tahun ke depan, diperkirakan pada setiap industri akan ada data scientist / AI scientist.  Karena mengingat data bisa digunakan untuk kemajuan perusahaan.

Diprediksi kedepan akan ada banyak perusahaan yang membutuhkan profesi ini.

Pendapatannya sendiri bisa terbilang cukup baik. Untuk fresh graduate, diperkirakan di atas lebih dari 5 juta yang berdasarkan pada kemampuan dan keterampilan.

Sementara bagi yang sudah di tingkatan expert, diperkirakan bisa mencapai puluhan ribu dollar.

Untuk jam kerja sebagai seorang data scientist sebenarnya cukup fleksibel. Yang terpenting harus update progress kerja per harinya.

Dalam rutinitas sehari-hari. Ada banyak  tantangan yang sering dihadapi, hal ini karena pekerjaan lebih banyak melakukan riset sehingga akan ada berbagai macam permasalahan yang berbeda setiap harinya.

Komunikasi yang baik akan sangat membantu dalam menyelesaikan berbagai persoalan, terutama dengan para ahli yang terkait bidangnya. Jika sudah lama berkecimpung di dunia AI ini, selalu update skill. Sering-sering membaca tulisan-tulisan ilmiah.

Sedangkan  pengalaman kerjanya bisa di tempa seiring waktu berjalan, karena bekerja di bidang AI itu tak bisa sendiri, perlu adanya diskusi tim. Saat menemui kesulitan, dengan kerja sama tim akan ada solusi. Intinya, kerja tim bisa saling membagi pemecahan masalah.

Untuk dapat menjadi seorang AI scientist, sebenarnya  tidak wajib berasal dari lulusan IT.

Semua orang bisa berprofesi sebagai AI scientist asalkan punya tekad kuat untuk belajar matematika dan computer science, dan yang tak kalah penting adalah meningkatkan pengetahuan mengenai statistik.

Berbicara di tataran kampus, untuk mata kuliah atau pelajaran sebenarnya sudah cukup, hanya saja ada kekurangan pada sisi practical, karena saat ini lebih banyak hanya sebatas teori.

Artikel ini di buat berdasarkan hasil wawancara eksklusif dengan Bapak Afif Akbar Iskandar, AI scientist di BukaLapak. Beliau juga seorang aktivis AI yang mempunyai portal Python sebagai portal belajar online bagi yang ingin mendalami Python.

Jika anda ingin bertanya kepada Afif Akbar Iskandar. Anda bisa input pertanyaan pada kolom di bawah.

Dan ayo nikmati materi kursus terlengkap yang hanya ada di Babastudio (Bekerja sama dengan Techfor.id). Cukup klik link di bawah ini :

https://academy.babastudio.com

About the author

Avatar photo

Afif Akbar Iskandar

AI Scientist at BUKALAPAK & Founder
Solusinesia Team

2 Comments

Leave a Comment

Click to ask
Hai, Tanya-Tanya Aja
Hi ini Windy, dari techfor

Windy bisa membantu kamu memahami layanan Techfor
Seperti

1. Kursus Online By Expert
2. Partnership Event dan Konten
3. Layanan liputan multimedia
4. Dan hal lain yg ingin kamu tau

Kirim saja pesan ini serta berikan salah satu nomor diatas atau beritahukan windy lebih jelas agar dapat membantu Kamu